Perang Pandan Desa Tenganan Pegringsingan Bali

Perang Pandan Desa Tenganan Pegringsingan Bali Perang Pandan Desa Tenganan Pegringsingan B Perang Pandan Desa Tenganan Pegringsingan Bali
Perang Pandan Desa Tenganan Pegringsingan Bali

Perang pandan merupakan tradisi unik dari Desa Tenganan, Karangasem, Bali. Dalam istilah lokal sering juga disebut mekare-kare atau geret pandan. Upacara perang pandan dilaksanakan setiap satu tahun pada sasih kelima menurut kalender tersendiri dari Desa Adat Tenganan Pegringsingan. Perang pandan menjadi daya tarik wisatawan, baik wisatawan abnormal maupun nusantara. Saat saya berkunjung ke sini dan menonton Perang Pandan. Suasana pengunjung begitu ramai dari wisatawan lokal dan mancanegara bergabung menyaksikan tradisi unik desa Tenganan yaitu perang pandan. Merupakan suatu kesenangan tersendiri mampu menyaksikan perang pandan secara pribadi dan mampu mengabadikan moment ini dalam photo dan video walaupun saling berhimpitan dan berpanas-panasan dengan pengunjung yang lainnya. Saat itu banyak penonton yang mengambil gambar dan banyak pula potografer yang hadir untuk mengabadikan perang pandan desa Tenganan Pegringsingan. 

Yuk tonton video perang pandan di bawah ini dan jangan lupa untuk like dan subsribenya teman-teman, terima kasih sudah berkunjung.

Video perang pandan di desa Tenganan diabadikan tanggal 7 Juni 2018, bagi teman-teman yang ingin menonton mampu datang pribadi ke desa Tenganan. Perang pandan berlangsung tanggal 7-8 Juni 2018 dan ada juga Festival Tenganan Pegringsingan 2018 yang menyajikan seni dan hiburan tradisional, mirip kesenian bondres ataupun tari Bali.

Perang Pandan diiringi dengan gamelan atau alat musik khas Desa Tenganan bernama Selonding. Gamelan selonding hanya mampu dimainkan pada saat jadwal tertentu saja, contohnya pada saat dilaksanakannya upacara perang pandan. Pantangan gamelan selonding yaitu tidak boleh menyentuh tanah dan dimainkan oleh orang yang sudah menjalani proses dan disucikan. Karena itulah Selonding ini dimainkan di sebuah bangunan tradisional dengan bale panjang beratap ijuk. Ketinggian bale kawasan selonding dimainkan melebihi tinggi orang remaja (±2 meteran). Pada saat menonton perang pandan, gamelan selonding ini hanya mampu dilihat dari bawah, sesuai aturan adat dan tradisi, selain orang Tenganan Pegringsingan tidak boleh menaiki bale yang sudah ducikan.

Sebagaimana kehidupan di Tenganan Pegringsingan, bale ini juga difungsikan sebagai kawasan berembug setiap harinya untuk membahas dan merencanakan kegiatan kegiatan yang akan dilakukan keesokan harinya.

Perang pandan dimainkan oleh perjaka desa Tenganan dan dari luar desa Tenganan. Bahkan saya lihat ada juga wisatawan abnormal turut berpartisipasi, dengan dasar tulus ngaturang ayah siapa saja boleh turut serta dalam pelaksanaan perang pandan sesuai adat yang ada di desa Tenganan.

Perang pandan dilakukan oleh dua orang, mulai dari anak kecil sampai orang remaja memakai pakaian adat desa Tenganan. Memakai senjata pandan berduri yang sudah diikat dan sebuah tameng terbuat dari rotan. Perang pandan ini didampingi oleh beberapa wasit untuk mengatur jalannya pelaksanaan perang / adu tanding ketangkasan dengan jiwa sportivitas dan persahabatan. Perang pandan ini disaksikan gadis gadis Tenganan Pegringsingan bertempat di bale panjang yang telah disediakan dengan pakaian adatnya yang khas mengenakan kain gringsing dengan selendangnya.

Sumber http://jalan-lah.blogspot.com/
Tag : Budaya Bali
0 Komentar untuk "Perang Pandan Desa Tenganan Pegringsingan Bali"

Back To Top