Taman Wisata Alam (Twa) Gunung Batur Bukit Payang | Kintamani Bali

Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Baatur Bukit Payang | Kintamani Bali merupakan salah satu daerah konservasi di bawah pengelolaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali. Di bawah pengelolaan Balai KSDA Bali ada 5 (lima) daerah konservasi :


  1. Taman Wisata Alam Danau Buyan dan Danau Tamblingan
  2. Taman Wisata Alam Gunung Batur Bukit Payang
  3. Taman Wisata Alam Panelokan
  4. Taman Wisata Alam Sangeh
  5. Cagar Alam Batukahu
Taman Wisata Alam Gunung Batur Bukit Payang

Letak

Kawasan TWA Gunung Batur-Bukit Payang secara geografis terletak antara 8°13’32”-8°16’40” LS dan 115°20’28”- 115°24’1″ BT, dengan ketinggian puncak ±1.717 mdpl. Secara administratif, terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Kawasan ini termasuk ke dalam SWP DAS Blingkang Anyar, dengan hulu di Gunung Batur. TWA Gunung Batur Bukit Payang berada di wilayah Seksi Konservasi Wilayah II Balai KSDA Bali.

Status dan Luas

Berdasarkan Keputusan Dewan Raja Raja Nomor 28 Sub B.c.3 dan 4 tanggal 29 Mei 1927, daerah hutan di Gunung Batur Bukit Payang ditunjuk sebagai Kawasan Hutan. Pada 9 Agustus 1933, dilakukan pemancangan batas. Kemudian pada 15 Desember 1933 dilakukan legalisasi batas dan disahkan oleh lnspektur Kehutanan pada 19Maret1934 di Bogar.

Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), daerah HW Gunung Batur Bukit Payang berfungsi sebagai Hutan Wisata berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 821/Kpts/Um/11/1982 tanggal 10 Nopember 1982 dengan luas ±2.075 Ha. Kawasan ini termasuk ke dalam RegisterTanah Kehutanan (RTK) 7 Gunung Batur Bukit Payang.

Kawasan TWA Gunung Batur Bukit Payang telah ditetapkan berdasarkan SK.204/Menhut-II/2014 tanggal 03 Maret 2014 perihal Penetapan Kelompok Hutan Gunung Batur-Bukit Payang (RTK.7) Seluas 2.528 Ha dengan Fungsi Kawasan Taman Wisata Alam Seluas 2.075 Ha dan Kawasan Hutan Produksi Terbatas Seluas 453 Ha, yang terletak di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

Batas Kawasan

  • Utara : Desa Songan
  • Timur : Danau Batur
  • Selatan : Desa Kedisan dan Desa Batur Selatan
  • Barat : Desa Batur Utara dan Desa BaturTengah

Topografi

Kawasan TWA Gunung Batur Bukit Payang berada pada ketinggian ±1.200 m dpl dengan kelerengan landai sampai dengan curam (3% sampai dengan >40%) sampai ke puncak Gunung Batur. Kontur daerah berombak sampai dengan berbukit. Titik tertinggi berada pada puncak Gunung Batur (1.717 mdpl) dan titik terendah sama dengan permukaan air Danau Batur, rata-rata ialah 1.031 mdpl.

Erosi air permukaan besar terutama pada lereng-lereng Gunung Batur dengan batuannya yang masih lepas. Pada puncak dan lereng Gunung Batur merupakan daerah terlarang dan daerah Bahaya I serta Bahaya II dan merupakan daerah berpotensi untuk longsor.

Geologi

Berdasarkan peta geologi Provinsi Bali (1971), satuan geohidrologi daerah TWA Gunung Batur Bukit Payang terdiri dari satuan lava, breksi dan tufa, sedimen volkaniklastik serta endapan lekustrin/aluvium.

Berdasarkan Draft RDTR Kecamatan Kintamani, kondisi geologi dan litologi di Kecamatan Kintamani pada daerah sekitar Kintamani, Batur Utara, BaturTengah, Batur Selatan,Abang Songan berupa endapan vulkan muda dan tua. Endapan vulkan muda terdiri dari lahar pasir dan lapili yang umumnya belum mengeras serta agak lepas, dan setempat-setempat juga terdapat breksi lava yang bersifat kompak dan keras.

Endapan vulkanik renta berupa breksi dan lava bersifat keras dan kompak. Sekitar Desa Kedisan dan Desa Buahan litologinya terdiri dari endapan aluvial danau, batuan vulkanik dan sedimen. Endapan aluvial danau berupa pasir, lanau dan lempung pasir. Pasir bersifat lepas dan lanau serta lempung bersifat lunak. Batuan vulkanik renta bersifat agak keras dan padat. Batuan sedimen terdiri dari konglomeratdan batuan pasir yang bersifat kompak.

Tanah

Berdasarkan sistem klasifikasi tanah Provinsi Bali tahun 1949, daerah TWA ini hampir 80% tertutup lahar dan 20% berupa tanah yang tergolong dalam Ordo Eutisol (Lithosol). Tingkat stabilitas tanahnya mengatakan tanah pada dasar kaldera cukup stabil, hal ini didukung oleh kontur yang pada umumnya landai, pada dikala hujan lebat tidak terlihat adanya aliran air hujan di atas permukaan tanah, air Danau Batur pada potongan tepi berwarna jernih, dasar Danau Batur terdiri dari pasir dan kerikil bekas lahar letusan Gunung Batur (tidak terdapat lumpur).

lklim

Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Fergusson, daerah ini masuk ke dalam tipe iklim E, ialah agak kering. Akan tetapi lantaran letaknya di ketinggian ±1.200 mdpl, membuat daerah ini mempunyai udara yang sejuk sampai dingin.

Curah hujan tahunan rata-rata di sekitar daerah TWA Gunung Batur Bukit Payang yakni 1.019 mm dengan rata-rata bulanan 84-100 mm. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus dan tertinggi pada bulan Januari.

Hidrologi

Pada daerah TWA ini tidak dijumpai adanya sungai yang mengalir secara kontinyu. Pengisian air Danau Batur berasal dari air hujan yang mengalir dari lereng-lereng gunung dan perbukitan di sekitar danau dan mata air yang besar di dasar danau di Desa Kedisan dan Desa Toya Bungkah.

Kondisi hidrologi di Kecamatan Kintamani khususnya Penulisan, Kintamani, Batur Utara, Batur Selatan dan Batur Tengah kandungan air tanahnya sangat terbatas ialah ±0,5 lt/dtk. Untuk daerah lava (bentuk kerucut Gunung Batur), kandungan air tanahnya sangat kecil sekali ±0,1 lt/dtk. Kandungan air tanah yang relatif lebih besar berkisar 10 lt/dtk terdapat pada daerah pinggir dan Danau Batur, ialah di Desa Kedisan, Buahan dan Songan. Khusus di daerah Toyabungkah terdapat sumber air panas yang digunakan sebagai obyek wisata pemandian air panas. Sedangkan kandungan airtanah pada potongan atas relatif lebih kecil daripada potongan bawah (sekitar danau).

Dikaji dari kondisi hidrologi di daerah Kintamani relatif sulit untuk menerima air bersih untuk keperluan penduduk dan pertanian, lantaran sebagian besar daerah merupakan daerah pegunungan dengan kaldera sehingga kandungan airtanahnyasangat kecil.

Wilayah yang praktis menerima air bersih terdapat di daerah pusat-pusat permukiman, meliputi Desa Truyan, Desa Kedisan, Desa Buahan dan Desa Songan A/B. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, penduduk di beberapa desa mirip Desa Bonyoh, Desa Abangsongan, Desa Terunyan, Desa Songan B dan Desa Songan Amengandalkan air hujan yang ditampung pada wadah-wadah yang khusus disediakan.

Berdasarkan Draft RDTR Kecamatan Kintamani, kandungan air tanah yang relatif lebih besar berkisar 10 lt/dtk terdapat pada daerah pinggir dan Danau Batur, ialah di Desa Kedisan, Buahan dan Songan A. Khusus di daerah Toya Bungkah terdapat sumber air panas yang digunakan sebagai obyek wisata pemandian air panas. Sedangkan kandungan air tanah pada potongan atas relatiflebih kecil dari pada potongan bawah (sekitar danau).

Flora

Tingkat pohon : Ampupu (Eucaliyptus urophylla), Pinus (Pinus merkusii), Cemara gunung (Casuarina junghuhniana), dll.

Tingkat pancang : Sano keling (Dalbergia latifolia), Ampupu (Eucaliyptus urophylla), Pinus (Pinus merkusii), Seming (Pometia sp.), dll.

Tingkat semai : Pinus (Pinus merkusil), Kacing landa, Kerasi (Lantana camara), Pepaya hutan, Ketiblun, Kayu sinduk, Kayu padi, Kayu tulak (Schefflera sp.), dll.

Tumbuhan bawah : Padang Bagas, Kasua, Paku, Kesimbukan, Gelagah, dll.

Fauna

Alap-alap (Falco moluccensis), Ayam hutan merah (Gallus gallus), Beluk ketupa (Ketupa ketupu), Bentet kelabu (Lanius schach), Bandai jawa (Lonchura leucogastroides), Bandai peking (Lonchura punctulata), Gereja (Passer montanus), Cabai jawa (Oicaeum trochileum), Cabak kota (Caprimulgus affinis), Caladi ulam (Oendrocopos macei), Cekakak sungai (Todirhamphus chloris), Cerukcuk (Pycnonotus goiavier), Cica kopi melayu (Pomatorhinus montanus), Tepus pipi perak (Stachyris melanotorax), Cica koreng jawa (Megalurus palustris), Perenjak jawa (Prinia familiaris), Cipoh kacat (Aegithina tiphia), Decu belang (Saxicola torquata), Meninting besar (Enicurus leschenaulti), Elang bido (Spilornis cheela), Elang berontok (Nisaetus cirrhatus), Gelatik kerikil (Parus major), Gemak loreng (Turnix suscitator), Gemak tegalan (Turnix sylvatica), lsap madu (Lichmera limbata), Jingjing kerikil (Hemipus hirudinaceus), Kaca mata biasa (Zosterops palpebrosus), Kepodang (Oriolus chinensis), Layang layang api (Hirundo rustica), Madu sriganti (Nectarinia jugularis), Punai gading (Treron vernans), Tekukur (Streptopellia chinensis), Sikatan kurang akil (Ficedula westermanni), Takur (Megalaima sp.), Walet sapi (Collocalia esculenta), Wiwik uncuing (Cuculus sepulcralis).

Potensi Wisata

 Kintamani Bali merupakan salah satu daerah konservasi di bawah pengelolaan Balai Konserva Taman Wisata Alam (Twa) Gunung Batur Bukit Payang | Kintamani Bali
TWA Gunung Batur Bukit Payang
Trekking Mount Batur, pendakian Gunung Batur, bersepeda gunung, wisata religi/budaya, camping, fotografi, wisata kesehatan, wisata Geopark, pemandian air panas Toya Bungkah.

Geopark Gunung Batur

Kementerian Budaya dan Pariwisata (sekarang Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) mengusulkan Gunung Batur sebagai Geopark ke UNESCO sejak Oktober 2010 dengan sertifikat yang dikeluarkan di Paris pada tanggal 20 September2012.

Aksesibilitas

Kawasan TWA Gunung Batur Bukit Payang mampu dicapai dengan praktis melalui jalur darat, dari Denpasar mampu ditempuh dengan jarak 67 km, dengan waktu tempuh sekitar 2 jam, sedangkan dari kota Singaraja dengan jarak tempuh 65 Km dengan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan.

Sosial Budaya

Sosial budaya masyarakat sekitar daerah TWA Gunung Batur Bukit Payang masih menjalankan kebiasaan para leluhurnya mirip budaya gotong royong, dan struktur tabiat yang khas terutama dalam pelaksanaan keagamaan, kegiatan tabiat mirip perkawinan, ajal dan lain sebagainya. Untuk menjalankan fungsi tabiat dibentuk pengurus tabiat dan perangkat hukumnya berupa awig-awig.

Sumber : http://www.ksda-bali.go.id/kawasan-hutan/kawasan-konservasi/twa-danau-buyan-dan-danau-tamblingan/

Sumber http://jalan-lah.blogspot.com/
Tag : Konservasi
0 Komentar untuk "Taman Wisata Alam (Twa) Gunung Batur Bukit Payang | Kintamani Bali"

Back To Top